Friday, October 30, 2009

Damai... di mana

Titisan air mata, yang jatuh kebumi
Tersirat seribu erti
Hanya kelembutan jari mu yang menutup melindungimu
Derup angin mengusap rambutmu
Ibarat ibu yang kau peluk
Tapi sampai bilakah ia kan jadi temanmu

Dengarlah hati yang selama ini yang ku cari masih tiada penganti
Bila ohh bila, Bilakah ia kan berakhir, bila ia kan terhenti ???

Dirimu ibarat sehelai kain putih yang hanyut dipadang tandus
Tiada bezanya kau umpama dahan yang sedang merentung
Keringat yang mengalir dari umbunmu bak setitis salju
Oh Tuhan, Kau kurniakanlah damai dan petunjuk mu

No comments:

Post a Comment